Sapiens merupakan buku ilmu pengetahuan modern yang mengupas sejarah keberadaan Homo sapiens dari sudut pandang biologi, geologi, dan tentu saja bukti-bukti sejarah. Dalam satu bagian buku tersebut disinggung pula mengenai apa yang menyebabkan manusia dapat menduduki puncak trofi piramida makanan di bumi saat ini. Mengapa kita dijuluki mahkluk hidup tingkat atas, paling cerdas, dan berkuasa? Berikut adalah paparan yang diberikan oleh Sapiens.

Kita perlu tahu, bahwa sudah ada ribuan spesies terdahulu yang menghuni bumi daripada kita. Dinosaurus, berbagai macam reptil, berbagai macam burung, berbagai macam ikan… dan kita hanyalah bagian kecil dari ekosistem savanna yang baru muncul kurang lebih 100.000 tahun yang lalu. Bahkan Homo sapiens bukanlah jenis manusia pertama yang menjajaki bumi, ada saudara-saudara kita, yaitu Homo erectus, Homo neanderthalensis, Homo wajakensis, dan masih banyak lagi. Dahulu kita bukanlah konsumen tersier, kita perlu berjuang mati-matian untuk memperebutkan makanan dengan singa purba dan reptil purba. Namun segalanya berubah semenjak 70.000 tahun lalu, ketika terjadi mutasi genetik pada rantai DNA Homo sapiens yang menyebabkan kita memiliki kemampuan yang tidak dimiliki oleh spesies maupun Homo lainnya, yaitu  bekerjasama secara fleksibel dalam kelompok besar dengan bahasa yang unik dan kompleks. Harari menyebut ini sebagai “Revolusi Kognitif.”

Kemampuan berkomunikasi dan bekerjasama inilah salah satu faktor mengapa Homo sapiens bisa menjadi superior hingga sekarang, kita bisa memberikan penjelasan rinci tentang peristiwa yang telah terjadi. “Saya melihat seekor singa besar di hutan tiga hari yang lalu, dengan tiga kawanannya, di dekat pohon terdekat ke tepi kiri sungai dan saya pikir, mereka sedang memburu kami. Mengapa kita tidak meminta bantuan dari suku tetangga, sehingga kita semua tidak berakhir sebagai daging singa?” kita bisa berdiskusi mengenai langkah apa yang sebaiknya kita ambil, dan bekerjasama untuk mencapai tujuan. Sementara spesies lain tidak mempunyai kemampuan itu. Mereka tidak mampu mempercayai mahkluk lain selalin kawanan terdekatnya, jadi mereka tidak bisa bekerjasama maupun meminta bantuan. Mereka terbatas dalam komunikasi, dan hanya mengandalkan insting mereka.

Harari menyebutkan dalam bukunya bahwa, semut dan lebah juga dapat bekerja sama dalam jumlah besar, tetapi mereka melakukannya dengan cara yang sangat kaku dan hanya dengan kerabat dekat. Serigala dan simpanse bekerja sama jauh lebih fleksibel daripada semut, tetapi mereka hanya dapat melakukannya dengan sejumlah kecil individu lain yang mereka kenal secara dekat. Sapiens dapat bekerja sama dengan cara yang sangat fleksibel dengan banyak orang asing. Itulah mengapa Sapiens menguasai dunia, sedangkan semut memakan sisa makanan kita dan simpanse dikurung di kebun binatang dan laboratorium penelitian.

Faktor fisik juga memengaruhi kemajuan kita sebagai spesies yang lebih handal, kita berjalan tegap dengan dua kaki dan mempunya dua lengan yang dapat dengan bebas kita gunakan untuk menggenggam kapak, mengambil buah, menulisi gua, dan berbagai macam kegiatan lainnya yang tidak dapat dilakukan sebagian besar herbivora dan karnivora yang berjalan dengan keempat kakinya dan merayap di tanah. Penemuan api juga merupakan peristiwa besar yang mengubah hidup kita. Api membuat segalanya menjadi lebih baik, dengan api kita bisa memasak daging buruan kita sehingga berpengaruh pada sistem pencernaan dan kelangsungan hidup kita, api membantu kita selamat saat kedinginan, api dapat menjadi senjata ampuh untuk mengusir predator saingan kita.

Meskipun Harari belum mampu menjelaskan bagaimana mutasi genetik yang menyebabkan revolusi cognitif itu dapat terjadi dan hanya terjadi pada jenis Homo sapiens, untuk saat ini, kita akan camkan hanya sampai di sini, tetapi membaca Sapiens secara menyeluruh dianjurkan untuk memahami dari mana Profesor Harari mengambil ide ini, dari manusia paling awal hingga nasib keturunan kita.