Bila diperhatikan segala sesuatu yang ada di sekitar tampak beraneka ragam zat yang menyusun benda. Seluruhnya merupakan isi alam semesta atau Buana Agung yang dapat menimbulkan sebuah pertanyaan sederhana yang selalu menggelitik hati kita yaitu “Dari manakah asal mula segala sesuatu yang ada di alam semesta ini atau lebih sederhana lagi dari mana asal mula alam semesta ini yang dikenal pula sebagai Buana Agung dalam Agama Hindu?” Sejauh ini sains (ilmu pengetahuan modern) telah mempelajari segala sesuatu yang ada di alam raya ini (Bhuana Agung) dari berbagai aspek tapi belum dapat menjawab pertanyaan sederhana tersebut di atas. Telah dikemukaan berbagai teori tentang terbentuknya alam raya dan asal mahkluk hidup. Seperti Big Bong, Teori Generasio Spontania dan lain sebagainya, semuanya itu juga tidak dapat menjawab pertanyaan di atas.

Dalam pandangan hindu, Panca Maha Buta merupakan lima elemen dasar penyusun alam semesta yang dikenal sebagai bhuana agung dan bhuana alit. Bagian-bagian Panca Maha Buta yaitu Akasa Bayu Teja Apah dan Pertiwi. Energy panas atau yang dikenal sebagai kalor dibahas dalam salah satu bagian dari Panca Maha Buta yaitu Teja. Teja berada di bawah bayu maka lebih kasar daripada bayu. Teja keberadaannya berupa sinar atau cahaya yang tiak berwujud sehingga tidak dapat disentuh jadi masih halus tapi sudah tampak atau dapat dilihat sedangkan bayu keberadaanna tidak dapat dilihat. Teja sebagai anasir dasar membentuk alam semesta berperan sebagai pembentuk sinar yang menyinari segala benda atau isi alam materi yang ada di alam ini dapat dilihat (tampak) dengan mata. Segala sesuatu yang dapat bersinar di alam ini dominan sebagai pembentuk alam ini, misalnva matahari yang bersinar terang merupakan benda (isi) alam semesta yang dapat mengeluarkan teja yang amat besar dari dalam dirinya demikian juga isi alam lainnya yang besinar. Kalor didefinisikan sebagai energi panas yang dimiliki oleh suatu zat. Secara umum untuk mendeteksi adanya kalor yang dimiliki oleh suatu benda yaitu dengan mengukur suhu benda tersebut. Jika suhunya tinggi maka kalor yang dikandung oleh benda sangat besar, begitu juga sebaliknya jika suhunya rendah maka kalor yang dikandung sedikit. Dari hasil percobaan yang sering dilakukan besar kecilnya kalor yang dibutuhkan suatu benda(zat) bergantung pada 3 faktor: 1) massa zat 2) jenis zat (kalor jenis) 3) perubahan suhu. Teja atau kalor dapat terjadi bila adanya aliran atau perpindahan energy panas.