Membudayakan Budaya

By. I Gede Saman, 09/02/2021

 

Cuaca cerah membuat suasana hati bergairah untuk melangkah kearah yang pasti. Perjalanan hidup mesti tetap berlanjut apapun yang terjadi. Proses perjalanan kehidupan pun saya mulai dengan langkah pasti menuju sebuah tempat nan pasti mengubah masa depan. Kaki pun mendaki menulusuri anak tangga menuju setiap ruang kelas untuk berbagi ilmu. Dengan niat suci mampu merubah sesuatu yang tak pasti. Karena berkaitan dengan masa depan bangsa. Sekali salah langkah, maka satu generasi pun pasti rusak dan bangsa pun akan merana.

Menjawab tantangan ini kami mulai berjalan di ruang penuh warna yaitu kelas 2. Kami berbagi dan saling mengisi lewat mental arithmetic. Kami bergulat seru dan berdiskusi saling mengisi setiap soal yang diberikan pun seakan mencambuk semangat anak-anak untuk selalu mengisi diri. Penjumlahan dan perkalian merayap dengan santai ke otak anak-anak. Ada yang mengendap, ada pula mungkin yang terpental melayang jauh. Menelusuri jalan penuh godaan duniawi.

Perjalanan hari ini pun berlanjut menuju keruang kesucian. Pemahaman tentang agama kami mulai dengan belajar tentang cara menceritakan tokoh-tokoh Ramayana yang berperilaku dharma dan adharma. Begitu berambisinya ananda Desta saat menceritakan setiap kisah dari kisah klasik Ramayana. Namun pun begitu, Key key sama sekali tidak mau mengikuti kegiatan pembelajaran dengan baik. Dari bibir merahnya selalu meluncur kata-kata “NO”. Ibarat menerima tantangan dalam diri saya pun berusaha membuat ananda Key key untuk berkata “YES” dan mau mengikuti pembelajaran dengan baik. Akhirnya bisa berkata “YES” dan mengikuti setiap detik proses pembelajaran. Susah memang perjalanan ini, namun harus kita hadapi bersama. Rasa syukur pun berkembang dengan melihat Abi sudah mengalami banyak perubahan. Indah sekali melihat sikap Abi yang mau nurut dan ikut belajar. Kesucian duniapun seakan terlintas dalam hati dan benak sunyi.

Perjalan suci pun berlanjut ke Upper primary. Disini kami membuka dan memperdalam pemahaman kami terkait “RUMAH IDA SANGHYANG WIDHI”. kami belajar membuat laporan pengamatan tentang bentuk dan struktur tempat suci dalam agama Hindu. Menariknya disini anak-anak yang beragama Hindu ini sepertinya sudah paham betul dengan tempat suci mereka. Detail dan penuh penghayatan mereka mengikuti kegiatan pembelajaran mulai dari kegiatan bertanya sampai berkarya lewat dengan indah.

Ajaran moral pun kami mulai ketika kami membahas kebergaman sosial di kelas 5 pada mata pelajaran PPKn. Semangat dan kekeluargaan begitu kental. Budaya berbagi dan saling menolong begitu menggelora. Tak ada batas antara mereka berteman dan belajar baik yang duduk dikelas maupun yang lewat zoom. Budaya jujur dan saling memberikan masukan sudah begitu indah tertanam dalam benak generasi penerus kita.

Alunan rindik pun menutup hari ini dengan penuh merdu. Setiap nada yang dimainkan oleh anak-anak kita saat mengikuti ekstra traditional music, membuat suasana sore terasa dipedesaan penuh kesejukan. Kicauan burung pun ikut bernyanyi untuk menutup hari ini dengan penuh suka cita. Kebahagiaan pun berbinar saat melihat penerus kita melangkah menuju kendaraan dan pulang keistana penuh kebahagiaan yang bernama istana keluarga.

Begitu mempesona karya dan anugerah Tuhan hari ini. Membudayakan budaya memang butuh waktu dan proses yang begitu kental dan sarat dengan perjuangan. Tapi sekolah indah kita ini tetap komitmen membudayakan budaya. Mulai dari budaya jujur sampai budaya merawat diripun harus dipupuk hingga subur dan bermafaat buat dunia. Tetaplah menjadi budaya yang membudaya, sekolah Cendekia Harapan.